Skip to main content

Stres Akibat Jenuh Bekerja atau Belajar di Rumah

 

Halo! Apa kabar?

Sudah sejenuh apa selama beberapa bulan ini berkegiatan hanya di rumah? Saya harap sejenuh apapun kita saat ini, semoga kita tetap bisa menikmati kondisi saat ini dengan tulus.

Semenjak diumumkan bahwa virus corona masuk ke Indonesia, berbagai cara dilakukan pemerintah untuk mencegah peningkatan jumlah positif corona. Salah satu cara yang diterapkan yaitu PSBB atau Pembatan Sosial Berskala Besar. Semua orang baik yang bersekolah maupun  bekerja diwajibkan untuk melakukan semua kegiatannya dari rumah masing-masing. Jika saat ini sudah memasuki era New Normal atau Normal Baru, para pekerja mulai diperbolehkan untuk bekerja di luar rumah dengan catatan harus mematuhi protokol kesehatan seperti mengenakan masker dan rajin mencuci tangan. Namun, bagi para pelajar baik siswa maupun mahasiswa masih belum bisa menikmati proses pembelajaran di luar rumah alias masih secara daring.

Pada awalnya mungkin anggapan belajar dari rumah bisa menjadi suatu keuntungan karena bisa mengiktui proses pembelajaran dengan lebih santai. Tetapi,  yang dirasakan mayoritas pelajar justru sebaliknya. Lelah duduk untuk mengerjakan tugas atau mengiktui kelas online berjam-jam, pemandangan di rumah yang selalu sama, terlebih rumah lama-kelamaan menjadi seperti penjara. Rasa jenuh justru semakin bertambah. Mengerjakan tugas menjadi terasa lebih berat. Tingkat stres seseorang juga akan lebih tinggi. Terlebih, tugas-tugas yang diberikan selama pembelajaran di rumah terasa lebih banyak dari pembelajaran normal di sekolah atau kampus.

Berdasarkan artikel yang dilansir oleh Halodoc, ada tiga hal yang dapat memicu stres akibat bekerja atau belajar di rumah. Yang pertama, yaitu aktivitas bersosialisasi menjadi lebih terbatas. Salah satu cara untuk dapat mengurangi stres adalah dengan berinteraksi dengan orang lain, misalnya hang-out bersama teman-teman. Tetapi dengan kondisi pandemi saat ini menyebabkan aktivitas di luar rumah harus dibatasi. Faktor kedua ialah tubuh yang menjadi lebih sering lelah. Bekerja atau belajar di depan laptop atau alat elektronik berjam-jam dalam sehari di rumah sungguh melelahkan. Mata lelah, punggung sakit, serta kepala pusing. Berbeda dengan saat bekerja bersama banyak orang karena setidaknya rasa lelah dapat dihilangkan dengan berbincang-bincang ringan bersama teman. Faktor yang terakhir, yaitu waktu kerja yang tidak menentu. Terbiasa bekerja sesuai jadwal yang sudah ditentukan oleh instansi menjadikan kita sedikit kesulitan menentukan jadwal untuk diri sendiri selama bekerja di rumah. Akibatnya, kita mungkin akan mengalami kurang tidur jika tidak bisa mengatur waktu dengan baik.

Oleh karena itu, kita harus bisa memanfaatkan waktu yang ada selama di rumah dengan baik. Jika mulai merasa lelah, kita bisa melakukan suatu kegiatan yang kita sukai sebagai pengalihan rasa penat. Misalnya, berkebun, bermain musik, menonton film, atau memanfaatkan waktu senggang untuk tidur. Beristirahat yang cukup saat week end juga dianjurkan untuk mengembalikan energi yang sudah diforsir selama bekerja atau belajar dalam satu minggu itu. Otak juga butuh beristirahat agar kerja otak juga semakin optimal. Bekerja keras memang perlu, tetapi apabila tidak dapat mengatur waktu sehingga menyebabkan stres juga tidak baik untuk kesehatan mental maupun fisik seseorang. Jika mental seseorang terganggu, akan sulit untuk bisa melakukan aktivitas dengan normal.

Terima kasih sudah membaca esai mental health saya. Semoga bermanfaat 😊

Penulis: Vita Devianti Putri, FTP UB 2020

Comments

Popular posts from this blog

Letter of Motivation

Halo! Perkenalkan nama saya Vita Devianti Putri, biasa dipanggil Vita. Saya lahir di Sidoarjo, 12 Desember 2002. Dari lahir sampai saat ini, saya tetap tinggal di Sidoarjo. Ketika masih menempuh pendidikan sekolah dasar, saya masuk di sekolah swasta. Selama 6 tahun bersekolah di swasta, membuat saya tidak memiliki bayangan atau bahkan keinginan untuk melanjutkan di sekolah negeri. Saya menyelesaikan pendidikan menengah atas yang seharusnya selesai di tahun 2021, tetapi karena saya mengikuti program percepatan saya lulus 1 tahun lebih cepat. Selama saya bersekolah, tidak sedikit prestasi yang, tetapi juga tidak sebanyak itu. Sebagian besar, saya meraih prestasi hanya dalam lingkup sekolah, misalnya kompetisi menulis sinopsis, story telling serta yang paling sering adalah kompetisi menyanyi. Saya juga memiliki pencapaian yang cukup baik dalam hal akademik. Saya masuk dalam 10 besar nilai akhir ketika SD dan SMA. Bisa dikatakan bahwa saya termasuk orang yang imbang dalam hal akademik d